Jumat, 16 Oktober 2015

Islam, Wanita, Kebebasan, dan Keistimewaan

Wanita, Islam, Kebebasan, dan Keistimewaan Pembahasan tentang hal ini mungkin tidak akan pernah usai, apalagi dengan zaman yang semakin carut-marut seperti ini. Kebebasan sudah jadi hal yang sangat lumrah. Namun, kebebasan pada zaman ini kebebasannya sangat miris karena ada beberapa kebebasan yang disalahgunakan alias kebebasan Negatif. FYI guys, buku karya Abdul Halim Abu Syuqqah sudah ada enam jilid, dan itu hanya membahas mengenai kebebasan wanita. Hebat banget yah wanita heheheee... judul bukunya adalah ‘Kebebasan Wanita’. Seperti itulah wanita, sejak zaman jahiliyah sampai zaman teknologi yang berkembang pesat seperti detik ini memang wanita selalu jadi pusat perhatian. Wanita itu subhanallah. Dari rahimnya lahir para mujahid-mujahid yang insyaallah membela agama Allah, agama yang rahmatan lil alamin. Dari ASInya yang mengalir di setiap aliran darah sang anak adalah pahala dan perjuangan. Dari didikannya, tumbuhlah muslim-muslim muda yang memajukan dan mengembangkan Islam sesuai syariat yang sudah diajarkan Rasulullah SAW. Kebebasan Wanita dan kesetaraan gender(?) nampaknya hal ini sangat menarik. Semenjak Islam datang, Islam sangat mengistimewakan wanita. Zaman jahiliyah dulu, wanita sungguh miris keadaannya. Sebelum wanita lahir pun wanita sudah tak diinginkan, katanya wanita itu aib. Ketika ia dilahirkan, wanita dikubur hidup-hidup. Terutama Ibu. Sampai-sampai kata Nabi, Ibu tiga kali lebih tinggi derajatnya dibanding Ayah. Surga di telapak kaki Ibu. Al Ummi madrasatul uula. Wanita itu ratu di rumah, segala yang mengatur urusan rumah tangga itu wanita. Ada beberapa rumah tangga yang kandas karena wanita bekerja siang malam bukan. Wanita (Ibu) itu segala-galanya bagi putra-putrinya. Ada pepatah mengatakan ‘Dibalik lelaki hebat, di sana ada wanita hebat’, lelaki bukan apa-apa jika tanpa wanita. Ayo hargai wanita, jangan mau disetarakan gendernya. Wanita lebih istimewa daripada pria. Ngapain wanita harus berlelah-lelah di luar bekerja. Padahal ada pria yang wajib menafkahinya? Kalo niatnya untuk ngebantu, boleh-boleh saja. Jika wanita yang bekerja karena suaminya kurang beruntung (punya keistimewaan) yang mungkin bisa membuat si pria itu sulit untuk mencari kerja. Dan si wanita yang kerja, ia percaya rejeki suaminya ada pada rejekinya. Dan ia rela, ikhlas menafkahi suaminya itu, surga ada di genggamannya. “Apabila seorang wanita shalat lima waktu, puasa sebulan (bulan ramadhan), menjaga kemaluannya, dan taat kepada suaminya. Mak, dikatakan kepadanya, Masuklah engkau ke surga dari pintu mana saja yang engkau sukai.” (H.R. Ahmad) Wanita dijaga oleh Islam dengan Hijabnya. Hijab untuk wanita itu bukan menjadi alasan keterbatasan. Tapi itu adalah alat untuk menjaga wanita, karena wanita sangat istimewa. Wanita menundukkan pandangannya karena menghindari hal-hal yang tidak halal baginya untuk dilihat. Dengan hijabnya yang mengulur sampai ke dadanya, wanita jadi bebas beraktivitas seperti apa saja. Karena, wanita jadi tidak risih. Islam sangat menjaga dan mengistimewakan wanita. Sejak dulu hingga sekarang dan sampai nanti. Karena Islam adalah agama yang sudah disetting Allah sedemikian rupa untuk zaman model apapun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar