Kamis, 15 Oktober 2015

Contoh Resensi Novel 'Jejak Luka'

Judul : Jejak Luka dan Kisah-kisah Lainnya Pengarang : Azwar Sutan Malaka Penerbit : Mujahid Press dan Nusantara Institute Tahun Terbit : 2014 Tempat Terbit : Bandung ISBN : 978-979-762-248-0 Tebal Buku : xix × 141 Halaman Dimensi : 14,5 cm × 20,5 cm Harga : Rp. 35.000,- Novel karya Azwar Sutan Malaka yang lulusan pascasarjana di Universitas Indonesia Jurusan Ilmu Komunikasi dikhususkan untuk membawa pembaca, supaya melihat dan merasakan kondisi sosial yang terjadi pada manusia kurang beruntung, setidaknya agar peduli atau sebagai pembelajaran. Serta menyadarkan mereka bahwa ada beberapa peraturan adat yang membuat perempuan semakin lemah, menyudutkan dan membuat terkekang. Novel ini adalah novel yang mengupas tuntas tentang seseorang yang bertahan memperjuangkan kehidupannya dan terbagi menjadi tigabelas cerita pendek. Masing-masing cerita mengangkat tentang luka, untuk orang yang pernah membuat luka, orang yang sedang membuat luka, orang yang pernah terluka, ataupun untuk orang yang akan mengukir luka. Dan luka itu pun tak hanya dilakukan oleh musuh, namun juga dilakukan oleh orang-orang yang harusnya menjadi pelindung, yang jadi tempat berkeluh kesah, yang menjadi imam dan contoh, serta oleh orang yang sangat disayangi. Dalam setiap cerita dikisahkan konflik-konflik yang kebanyakan didominasi kelemahan-kelemahan perempuan, dan kelemahan karena kemiskinan. Sebagai pemeran utama dalam cerita tersebut, perempuan dan peran-peran lain digambarkan hanya menjadi pihak yang menderita, teraniaya, tidak memiliki pelindung, tidak mempunyai keberanian untuk membela diri. Keunggulan Buku : Buku ini memiliki keunggulan dari cara penulis mengangkat adat yang mungkin sudah lumrah terjadi di lingkungan para pembaca. Jadi pembaca bisa lebih peka dan sadar. Kelemahan Isi Buku : Pemilihan kata-kata di dalam novel ini mungkin ada beberapa yang terlalu vulgar, ketika membaca novel ini bisa saja pembaca langsung beranggapan semua cerita isinya sama. Dalam buku ini penulis terlalu melemahkan perempuan, sehingga mungkin saya sendiri sebagai pembaca dan juga sebagai perempuan, menganggap kaum pria terlalu kejam, mereka tak punya hati nurani. Saran-saran terhadap buku ini : Agar Pengarang lebih kreatif jangan hanya menggunakan adat minang, padahal di Indonesia mempunyai banyak suku dengan adat istiadatnya masing-masing. Jadi, mungkin bisa lebih berwarna-warni supaya pembaca juga tahu adat dari daerah lain. Kurangi mengulang nama-nama tokoh, supaya pembaca tidak bosan. Penulis jangan hanya mengangkat kelemahan perempuan saja, padahal perempuan mempunyai sisi lain yang bisa kapan saja muncul. Ketika mengetik supaya lebih teliti lagi. Karena banyak typo atau kesalahan ketik (di sampul, di hal 3, 11, 28, 31, 37, 42, 48, 49, 54, 56, 58, 62, 63, 65, 71, 76, 77, 85, 96, 98, dst.) dan ada beberapa kata yang ambigu bahasanya rancu (Hal 1, 29, 99), ataupun yang tumpang tindih (hal 28, 99, ). Dan ada beberapa tanda baca yang tidak sesuai. Hikmah dari beberapa cerita dalam buku ini belum terlalu menonjol, karena kebanyakan cerita hanya menguras air mata para tokoh dan membuat pembaca semakin ngeri dan cerita hanya mengangkat keadaan yang seakan tersudutkan, amanatnya sangat tersirat. Penjelasan sebaiknya semuanya memakai footnote supaya pembaca tidak repot. Karena ada beberapa cerita yang berbau dewasa, buku ini tentunya tak pantas jika dibaca oleh anak-anak di bawah umur. Manfaat Isi Buku : Sebagai bahan pembelajaran pembaca supaya lebih sadar dan peduli dengan orang-orang di luar sana yang masih terkekang oleh adat serta mampu menghentikan dominasi Pria. Membahas masalah kelemahan perempuan dan seputarnya memang takkan ada habisnya apalagi hati perempuan yang terlalu sensitif, di manapun perempuan berada bahaya selalu mengancam, bahkan rumah pun bisa jadi tempat paling berbahaya. Namun, bukan hanya rumah yang berbahaya, orang-orang rumah pun sewaktu-waktu bisa saja menjadi orang yang paling berbahaya bagi perempuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar